Kala Media Menjadi Bencana

SLEMAN – Keresahan terhadap pemberitaan bencana di media yang semakin memburuk, membuat berbagai kelompok masyarakat melakukan protes. Salah satunya adalah Pusat Kajian Media dan Budaya Populer (PKMBP). Kelompok diskusi yang didirikan oleh beberapa alumni Ilmu Komunikasi UGM ini mengadakan diskusi “Kala Media Menjadi Bencana” di Sekretariat PKMBP, Jl. Kaliurang Km. 7, pada Senin (8/11). Hadir dalam diskusi ini, Wisnu Martha (Dosen Ilmu Komunikasi, UGM) dan Puji Rianto (Direktur PKMBP).
Puji Rianto, Direktur PKMBP yang juga merupakan alumni Ilmu Komunikasi UGM menyatakan bahwa kompetisi antar media dan kapasitas wartawan yang kurang menjadi akar masalah bencana media. Media berebut untuk mengabarkan secepat mungkin, namun melupakan akurasi berita. Akibatnya, tidak jarang terjadi justru informasi menyesatkan yang disiarkan.

Sebagian besar peserta diskusi juga merasakan hal yang sama, kesal yang memuncak terhadap media. Menurut M. Zulfi Ifani, media sudah bebal terhadap kritik masyarakat. “Kejadian seperti ini sudah berulang kali terjadi. Kalau kita melaporkan ke KPI. Jangan-jangan kejadian Bukan Empat Mata nanti yang terulang.” ucapnya.

Achmad Faisal Amrie, mantan Ketua Korps Mahasiswa Komunikasi menambahkan, “Loyalitas media saat ini bukan lagi ke masyarakat seperti yang dirumuskan Kovach dan Rosentiel, tetapi ke para pemegang kapital.” Terlihat dengan jelas, bagaimana aksi media yang sangat lemah di Wasior maupun Mentawai, padahal jumlah korban di sana tidak kalah banyak. “Apa karena modal yang besar untuk meliput di sana?” tegas Achmad.

Di akhir diskusi, para peserta bersepakat bahwa harus ada gerakan dari masyarakat untuk menjadi watchdog bagi media. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai pengawas yang lahir dari Undang-undang belum bisa diandalkan. Oleh karena itu, aksi pro-aktif masyarakat-lah yang harus digalakkan. (mzi)
Sumber: IMM Cabang BSKM
Tag : Berita, Media
0 Komentar untuk "Kala Media Menjadi Bencana"
Back To Top