Oleh Enjang Muhaemin
Ilustrasi: Net |
PERNAH kuliah Penulisan Berita? Ya, pastilah
kalau saja Anda mahasiswa jurnalistik. Pertanyaan berikutnya, bisa dan mahirkah
Anda menulis berita? Syukurlah kalau jawabannya “Ya”. Tapi kalau Anda menjawab,
“Tidak!”, ini pasti ada masalah. Besar kemungkinan, Anda baru belajar teori,
tidak sampai ke tahap praktik. Padahal untuk menguasai mata kuliah ini, selain teori, Anda juga wajib praktik.
Praktik, praktik, dan praktik!
Menulis berita tidak bisa sebatas
memahami dan menguasai teori. Tapi wajib mewujudkan dalam bentuk praktik
konkrit. Menulis berita, sama dengan berenang,
yang mengharuskan praktik langsung. Anda boleh hebat dalam menguasai teori
berenang, dan hapal beragam jenis gaya renang, tapi bila saja tidak
mempraktikkannya maka dapat dipastikan Anda tidak akan bisa berenang.
Sama dengan menulis berita, perlu
praktik, butuh action. Tak bisa sekadar teori, tak cukup sekadar konsep. Wajib berlatih, wajib praktik, dan wajib
terjun langsung. Jangan sia-siakan teori sebatas menjadi wawasan dan
pengetahuan semata. Sayang dan mubazir!
Kegagalan mahasiswa di dalam perkuliahan
menulis berita, bisa jadi bukan sepenuhnya salah mahasiswa. Bisa juga karena
muatan perkuliahan “Penulisan Berita” yang melulu mengkaji teori, mengupas
konsep, dan tanpa pernah mempraktikkannya. Ini seharusnya tak terjadi, karena Mata
Kuliah “Penulisan Berita” termasuk mata kuliah berbobot praktik. Mahasiswa tak
cukup hanya duduk manis mendengarkan materi kuliah, tapi juga harus berani terjun
ke lapangan dan mempraktikkannya.
Berpijak pada paparan di atas, di
bawah ini ada sedikit panduan agar perkuliahan “Penulisan Berita” dapat menstimuli
mahasiswa untuk terjun ke medan praktik. Deskripsi ini pastinya jauh dari sempurna,
tapi insya Allah dapat menjadi semacam titik terang di tengah kegelapan. Semoga!
Bentuk
Praktik
Pada Mata Kuliah “Penulisan Berita”
terdapat 4 (empat) bentuk praktik yang harus
dilakukan. Keempat praktik ini adalah adalah: (1) Perencanaan Berita (News Planning), (2) Penggalian Berita (News Hunting), (3) Penulisan Berita (News Writing), dan (4) Penyuntingan
Berita (News Editing). Berikut
penjelasannya:
1.
Perencanaan Berita (News Planning). Mahasiswa melakukan simulasi praktik
redaksi berupa Rapat Proyeksi dan Rapat Budgetting. Rapat proyeksi adalah rapat redaksi di dalam
membuat perencanaan berita, dari mulai memilih isu, menetapkan angle, menentukan narasumber, sampai dengan penentuan deadline. Rapat budgetting, dalam konsepsi dunia kewartawan,
bukanlah rapat yang membicarakan anggaran, tetapi merupakan rapat evaluasi terkait
penggalian data dan fakta yang berhasil diperoleh wartawan. Bukan hanya tingkat akurasinya, tetapi juga
kemendalaman beritanya.
2. Penggalian
Berita (News Hunting). Bentuk praktik reportasi dilakukan
guna menggali bahan-bahan berita yang akan ditulis sebagai core utama dalam praktik Penulisan Berita. Mahasiswa di terjunkan
ke tempat kejadian peristiwa (TKP) atau lokasi sumber berita itu berada. Melalui
praktik peliputan langsung ke lapangan, mahasiswa dituntut mampu memilih bahan
berita yang tersedia untuk digali lebih jauh, sebagai bahan penulisan berita.
Termasuk di dalam menghubungi narasumber yang dinilai layak dan sesuai dengan
topik liputan.
3. Penulisan
Berita (News Writing). Bentuk praktik yang ketiga ini menjadi
target utama melatih kemampuan di dalam menulis berita. Bahan-bahan berita yang
telah berhasil digali, dan dikumpulkan, kemudian dianalisis untuk memilih sisi
mana dari bahan berita yang paling menarik untuk ditulis sebagai berita.
Penentuan inilah yang kemudian akan menjadi judul dan teras berita yang
ditulis, yang dijelaskan berikutnya di dalam tubuh berita. Dalam tahapan ini,
mahasiswa bukan hanya dituntut mampu menuliskan sisi daya tarik suatu
peristiwa, tetapi juga bagaimana menuliskannya. Termasuk di dalam pemilihan
kata (diksi), penentuan jenis berita, sampai dengan penggunaan bahasa
jurnalistik yang efektif dan efisien.
4.
Penyuntingan Berita (News Editing). Bentuk praktik Penulisan Berita
berikutnya adalah melakukan penyuntingan atas berita yang dibuat. Baik
penyuntingan terkait dengan akurasi data dan fakta, kemendalaman analisis,
ketepatan narasumber, sampai dengan pemilihan kata dan penggunaan bahasa
jurnalistik. Di dalam praktik penyuntingan ini, mahasiswa akan dituntut
memiliki kemampuan merevisi berita yang kurang atau bagus, menajadi menarik,
menggigit, dan enak dicerna publik media.
Target
utama mata kuliah “Penulisan Berita” tiada lain agar mahasiswa memiliki
kemampuan di dalam menulis dan mengemas bahan berita (data, fakta, atau pun
gagasan narasumber) menjadi berita yang menarik, memikat, dan mudah dicerna
publik media, baik khalayak media cetak, elektronik (radio, televisi), maupun online.
Empat Ranah
Dalam
praktik “Penulisan Berita” juga ini terdapat 4 (empat) ranah yang menjadi
sasaran pencapaian, yakni pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta
kreativitas mahasiswa di dalam merencanakan, menggali, menulis, dan menyunting
berita.
Pada tataran pengetahuan, mahasiswa mampu
menguasai konsep dan kajian teoritik. Mahasiswa
wajib memahami definisi dan jenis-jenis berita, nilai dan pola penulisan
berita, memilih angle, mengemas
judul, menulis lead (teras berita),
menata informasi pada tubuh berita sampai dengan teknik menutup berita. Pada tataran ini, tingkat pengetahuan yang
mahasiswa kuasai di bangku kuliah, diharapkan mampu menjadi bekal ketika mereka
melakukan praktik penulisan berita.
Ranah kedua yang menjadi sasaran utama
praktik “Penulisan Berita” adalah kompetensi keterampilan menulis (writting skill) di dalam menulis berita
(news writing). Teori saja tentu
tidak cukup, masih sangat membutuhkan praktik dan pembiasaan di dalamnya. Sebagai
sebuah keterampilan, menulis berita membutuhkan proses praktik yang berulang
dan kontinyu, sampai lahirnya kemampuan yang memadai.
Pendeknya, kemampuan menulis berita
akan semakin baik dan terlatih, bila saja kajian teoritik di dalam kelas
dilanjutkan dengan praktik konkrit di lapangan. Itulah sebabnya pada ranah ini,
mahasiswa mempraktikkannya secara konkrit di lapangan, dari mulai proyeksi dan
budgeting, peliputan, penulisan, sampai dengan menyunting ulang berita yang telah
mereka tulis sampai berita tersebut layak muat.
Sasaran praktik “Penulisan Berita”
berikutnya, adalah nilai dan sikap mahasiswa terkait tugas berat wartawan di dalam menggali dan menulis berita. Melalui
praktik ke lapangan, mahasiswa setidaknya akan memiliki sikap dan pengalaman
yang lebih baik, dan membekas di dalam dirinya bertalian dengan profesi,
fungsi, dan tugas seorang wartawan. Nilai dan sikap yang tertanam ini
diharapkan akan melahirkan pengalaman dan kesadaran mendalam yang bakal menjadi
modal mereka ketika mereka benar-benar menjalani profesi seorang jurnalis.
Tugas yang diemban seorang wartawan,
jelas tidaklah ringan, juga tidak mudah. Mentalitas di dalam menggali bahan
berita, dan kreativitas di dalam membidik angle
berita, adalah dua hal yang penting dimiliki para jurnalis. Mengingat para
mahasiswa jurnalistik adalah cikal bakal yang bakal mengemban profesi sebagai
wartawan, maka memperkuat mentalitas dan kreativitas mutlak adanya. Di ranah
ketiga ini, kreativitas dan mentalitas mahasiswa diuji dan diasah dalam praktik
di lapangan.
Evaluasi
Praktik
Langkah
evaluasi dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahapan pertama, dilakukan pascarapat proyeksi. Dalam tahapan ini,
proses evaluasi dilakukan para hasil perencanaan berita yang telah mereka
matangkan dalam tim masing-masing. Yang menjadi bahan evaluasi yakni topik,
isu, angle, jenis penulisan berita,
wilayah liputan, deadline, sampai dengan
ketepatan memilih narasumber.
Tahap evaluasi
kedua, pascaliputan, yang dilakukan melalui
proses rapat evaluasi hasil liputan, yang dikenal dengan istilah rapat budgeting. Dalam tahapan ini dievaluasi
tingkat keberhasilan, kemendalam berita, keberimbangan, akurasi data dan fakta,
sampai dengan otoritas dan krebilitas narasumber.
Tahap ketiga, adalah tahap evaluasi tulisan berita yang mereka hasilkan.
Dari mulai evaluasi judul, teras berita, pemilihan kata (diksi), bahasa
jurnalistik, dan kode etik penulisan. Juga dilakukan evaluasi tentang kemampuan
di dalam memaparkan bahan-bahan yang berhasil digali di dalam berita yang ditulisnya. Evaluasi ini dilakukan sebagai proses perbaikan agar
kelak memiliki kemampuan menulis berita yang baik, menarik, dan enak dicerna.
Setidaknya
itulah gambaran sederhana desain praktik Mata Kuliah ”Penulisan Berita” yang
kami laksanakan di Prodi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan
Gunung Djati Bandung. []
Enjang Muhaemin, Dosen Jurnalistik Fakultas Dakwah
dan Komunikasi UIN SGD Bandung.
2 Komentar untuk "Kuliah Penulisan Berita? Inilah Bentuk Praktiknya"
Wah, mau dong kuliah jurnalistik, biar jago bikin berita :)
Gan... terima kasih tips menulisnya. Saya mdh awam