Inilah 4 Standar Kelayakan Berita

Oleh Enjang Muhaemin
  
Ilustrasi: Net
SAMA HALNYA dengan peristiwa, gagasan atau opini seseorang juga muncul setiap waktu, di banyak tempat, dan di beragam keadaan. Tapi tidak semua peristiwa, kejadian, gagasan, pandangan atau pun  pendapat layak menjadi berita. Ada 4 syarat standar kelayakan berita: penting, menarik, aktual, dan faktual.
Dalam perspektif jurnalistik, berita bukanlah sekadar peristiwa yang terjadi, juga bukan sekadar pernyataan seseorang. Beribu peristiwa bisa terjadi setiap saat, dan berjuta orang bisa angkat bicara setiap waktu,  namun tentunya tak semuanya bakal layak diberitakan.  Hanya sebagian kecil saja yang memenuhi syarat untuk disiarkan atau pun dipublikasikan.
Itulah sebabnya, memilih kejadian atau opini untuk dijadikan berita tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Proses pemilihannya tidak bisa asal-asalan. Tidak bisa asal comot, tidak bisa asal ambil. Tidak bisa asal peristiwa, juga tidak bisa asal pernyataan. Ada syarat kelayakan, juga ada proses ketat di dalam memilihnya.
Menimbang itulah, maka berita dapat dimaknai sebagai informasi terpilih yang layak dipublikasikan atau disiarkan kepada khalayak, baik itu sesuatu yang penting atau sesuatu yang dinilai menarik untuk diketahui masyarakat.
PENTING | 
Dalam konteks jurnalistik,  kata “penting” dapat dimaknai sebagai sesuatu yang utama, atau sesuatu yang membutuhkan perhatian, atau juga sesuatu yang mendesak diketahui khalayak luas. Mengapa dikatakan utama, butuh perhatian, dan mendesak diketahui masyarakat?  Karena sesuatu itu, selain membutuhkan jalan keluar atau solusi secepat mungkin, juga terkait erat dengan kepentingan masyarakat luas.
Rencana pemerintah menaikkan harga BBM, misalnya, nyaris dapat dipastikan bakal menjadi berita besar di negeri kita ini. Tahu sebabnya? Ya, karena naiknya harga BBM hampir dapat dipastikan akan berpengaruh pada berbagai sektor kehidupan masyarakat.
Pengaruhnya bukan hanya akan berimbas pada naiknya biaya transportasi, tapi juga akan berdampak pada hampir semua sektor ekonomi lainnya seperti kenaikan harga bahan kebutuhan pokok, sandang, dan papan. Para pemilik pabrik, yang di belakangnya terdapat jutaan buruh juga pasti terkena imbasnya.
Kita tahu, kenaikan BBM umumnya hanya akan melahirkan tingkat pengangguran yang kian meninggi, dan angka kemiskinan yang kian meningkat. Intinya, rencana kenaikan BBM rata-rata memiliki imbas besar terhadap masyarakat luas. Itulah sebabnya, setiap (rencana) kenaikan BBM hampir dapat dipastikan bakal menjadi berita besar di berbagai media di negeri kita. Mengapa? Jawabannya, karena informasi ini penting bagi publik.
MENARIK |
Tidak semua berita yang dipublikasikan atau disiarkan media massa karena pentingnya, sebagian lagi justru diangkat menjadi berita karena aspek menariknya sebuah peristiwa, kejadian, atau suatu gagasan atau pandangan. Sesuatu dikatakan menarik bila saja sesuatu itu unik, langka, aneh, tidak lazim, atau sesuatu yang mengandung daya tarik insani (human interest). Biasanya ditulis dalam bentuk feature. Di dalamnya bisa karena ada unsur ketegangan, kecemasan, kepopuleran, atau sisi daya tarik insani lainnya.
Berita yang menarik kendati tidak selalu bikin heboh, tapi tetap memiliki nilai tersendiri di hati pembaca, pendengar, atau pemirsa. Ini sebabnya peristiwa, atau kejadian yang menarik tetap layak diberitakan. Informasi tentang artis Norman Kamaru yang beralih profesi menjadi pedagang bubur, seorang nenek buruh tani yang bisa berhaji setelah menabung puluhan tahun, adalah dua contoh berita yang memiliki daya tarik tersendiri bagi khalayak.
Berita yang menarik adalah berita yang di dalamnya mengandung unsur empati, simpati, atau unsur yang mampu menggugah perasaan khalayak. Berita menarik adalah peristiwa, kejadian, atau opini seseorang yang mampu mengundang rasa haru, sedih, kagum, lucu, penasaran, cemas, atau bikin publik merasa ingin tahu. Berita menarik, kendati tidak selalu penting, selalu saja menjadi magnet penarik bagi khalayak untuk ‘menyantapnya’.
Penting atau menarik menjadi dua syarat yang bersifat fleksibel dalam menentukan sesuatu menjadi berita. Artinya bisa karena pentingnya saja, bisa karena menarik saja, tapi juga bisa kedua-duanya: penting dan sekaligus menarik.   
AKTUAL & FAKTUAL  |
Penting dan menarik saja tentu belum cukup sebagai syarat kelayakan berita.  Pasalnya, berita juga harus memenuhi dua syarat lainnya, yakni aktual (baru), dan faktual (nyata adanya, bukan rekayasa). Dua syarat ini wajib adanya, tidak bisa dipilih hanya salah satunya saja. Keduanya harus menjadi pertimbangan mutlak dalam menentukan kelayakan suatu berita.
Berita penting dan menarik pun di dalamnya harus memenuhi syarat aktual dan faktual. Tanpa ini, maka sepenting dan semenarik apa pun sesuatu, tidak bisa dikategorikan berita yang baik.  Peristiwa faktual yang menghebohkan puluhan tahun lalu, bukanlah berita untuk saat ini. Selain karena sudah basi, juga sudah kehilangan aktualitas.
Berita hasil rekayasa tentang pandangan narasumber atau sebuah peristiwa (yang tidak terjadi), juga bukanlah berita. Syarat faktualitas tidak terpenuhi di dalamnya, karenanya tidak layak disebut berita. Adakah yang membuat berita seperti ini? Ada, sekalipun jumlahnya sangat sedikit. Untuk media profesional, kasus semacam ini tak seharusnya terjadi. Karena selain melakukan kebohongan publik, juga merusak kredibilitas dan reputasi medianya. []
0 Komentar untuk "Inilah 4 Standar Kelayakan Berita"
Back To Top