Sabtu, 02/07/2011 - 20:35
BANDUNG, (PRLM).- Pemimpin Redaksi Harian Umum Pikiran Rakyat, Budhiana Kartawijaya, mengajak untuk mengembangkan Jurnalisme Inspiratif dengan mengasah akal dan nurani.
BANDUNG, (PRLM).- Pemimpin Redaksi Harian Umum Pikiran Rakyat, Budhiana Kartawijaya, mengajak untuk mengembangkan Jurnalisme Inspiratif dengan mengasah akal dan nurani.
Hal tersebut dikatakan Budhiana pada pelatihan bagi media seputar lupus yang diselenggarakan Syamsi Dhuha Foundation (SDF), Sabtu (2/7) di SDF, Jln. Dago 369, Kompleks DDK No. 1 Bandung.
Pembicara lainnya, dokter pemerhati lupus, dr. Rachmat G. Wahjudi, Sp.PD.KR., pada Acara dipandu Ketua SDF, Dian Syarief.
“Pada Jurnalisme Inspiratif, bad news is news, good news is the best, tidak mengeksploitasi kelemahan akan tetapi mengungkapkan kekuatan di balik kelemahan. Selain itu, selalu mengaitkan informasi apapun dengan kepentingan manusia,” ujarnya.
Budhiana juga mengatakan, kualitas jurnalistik ditentukan oleh kemampuan jurnalis dalam mengerahkan kapasitas intelektual dan hati nurani. Jurnalistik adalah untuk manusia dan kemanusiaan.
“Sejak lahirnya, pers bercita-cita untuk mendorong kaum voiceless untuk menjadi mandiri dan bisa menjadi subyek dalam masyarakat. Yang dimaksud kaum voiceless ini adalah di antaranya orang miskin, orang yang menderita penyakit atau mempunyai keterbatasan fisik, minoritas, gender,” katanya.
Realitasnya, tambah Budhiana, media sering terjebak oleh jeruji jurnalistik yaitu stereotipe, stigmatisasi, bad news is good news, spekulasi, sensasionalisasi dan horifikasi (horor). Jebakan ini menyebabkan karya jurnalistik tidak mencapai tujuannya yaitu kemandirian publik sekalipun hasil karya tersebut akurat dan menarik. (A-62/das)***
Sumber: Pikiran Rakyat Online
Pembicara lainnya, dokter pemerhati lupus, dr. Rachmat G. Wahjudi, Sp.PD.KR., pada Acara dipandu Ketua SDF, Dian Syarief.
“Pada Jurnalisme Inspiratif, bad news is news, good news is the best, tidak mengeksploitasi kelemahan akan tetapi mengungkapkan kekuatan di balik kelemahan. Selain itu, selalu mengaitkan informasi apapun dengan kepentingan manusia,” ujarnya.
Budhiana juga mengatakan, kualitas jurnalistik ditentukan oleh kemampuan jurnalis dalam mengerahkan kapasitas intelektual dan hati nurani. Jurnalistik adalah untuk manusia dan kemanusiaan.
“Sejak lahirnya, pers bercita-cita untuk mendorong kaum voiceless untuk menjadi mandiri dan bisa menjadi subyek dalam masyarakat. Yang dimaksud kaum voiceless ini adalah di antaranya orang miskin, orang yang menderita penyakit atau mempunyai keterbatasan fisik, minoritas, gender,” katanya.
Realitasnya, tambah Budhiana, media sering terjebak oleh jeruji jurnalistik yaitu stereotipe, stigmatisasi, bad news is good news, spekulasi, sensasionalisasi dan horifikasi (horor). Jebakan ini menyebabkan karya jurnalistik tidak mencapai tujuannya yaitu kemandirian publik sekalipun hasil karya tersebut akurat dan menarik. (A-62/das)***
Sumber: Pikiran Rakyat Online
0 Komentar untuk "Budhiana Kartawijaya: Kembangkan Jurnalisme Inspiratif!"