"Si Anak Kampoeng" Kisah Perjuangan Syafii Maarif

SETELAH film "Sang Pencerah" yang mengangkat kisah perjuangan tokoh Muhammadiyah K.H. Achmad Dahlan, kini giliran kisah perjuangan tokoh dan politikus Syafii Maarif semasa kecil di angkat ke layar lebar berdasarkan novel dengan judul yang sama, "Si Anak Kampoeng" akan segera diproduksi dan ditargetkan rampung pertengahan Februari mendatang.
Sutradara Damien Dematra yang juga pernah menggarap film "Obama Anak Menteng" ini mengatakan, untuk kedua kalinya ia menggarap film yang tokoh yang diangkat masih hidup dan sehat walafiat. "Buya Syafii sangat pantas diketengahkan ke publik, banyak pengalaman masa kecilnya yang menarik dan pantas ditiru oleh generasi sekarang. Perjuangannya dalam memperoleh haknya untuk mendapatkan pendidikan, serta sikap hidup dan pemikirannya yang meski dari kampung tetapi melebihi orang kota," ujar Damien yang juga menulis novel Si Anak Kampoeng pada acara perkenalan para pendukung filmnya di Gedung PP Muhammadiyah Jln. Menteng Raya, Jakarta Pusat, Kamis (13/1).

Film yang direncanakan akan tayang pada minggu ketiga Maret 2011 ini diperankan oleh Radha Ihtisyamsuddin sebagai tokoh utama Syafii Maarif kecil dan Aming memerankan tokoh Rahman yang menjadi guru sekolah Syafii. Peran lainnya ada Andara Rainy Ayudini (Etek Bainah), Firda Anggraini ( Fathiyah), Lucky Moniaga (Ma`rifah), dan Inggrid Wijanarko, Pong Hardjatmo, dan lain-lain.

Melihat nama-nama pemerannya, Damien kembali menerapkan pemain baru yang nyaris belum pernah main film. Hal ini juga pernah diterapkannya dalam film "Obama Anak Menteng". "Pencarian pemain baru lebih kepada ingin memberikan kesempatan kepada siapa saja, agar bisa jadi bintang asal memenuhi kriteria," ujar Damien seraya menambahkan bahwa dengan mengajak pemain baru, tokoh yang akan dimainkan tidak terpengaruh dengan permainannya di film mereka sebelumnya.

Film "Si Anak Kampoeng" menceritakan keterbatasan hidup yang dialami Pi’i (panggilan Syafii Maarif). Akan tetapi, keterbatasan tersebut tidak menghalanginya untuk bisa mengecap pendidikan tinggi hingga ke luar negeri (Amerika) meski ia lahir dan dibesarkan di kampung, Sumpurkudus di Sumatra Barat. "Hari ini kita memiliki seorang guru bangsa yang lahir dari tempaan kegetiran hidup. Pesan perjuangan dan nilai-nilai pluralisme yang diusung film ini sangat penting bagi generasi muda sekarang. Ini konsentrasi saya sekarang," ujar Damien.

Pong Hardjatmo yang dipercaya sebagai tokoh masyarakat adat di Minangkabau dalam film ini mengatakan, saatnya kita mengedepankan figur yang bisa menjadi guru bangsa, daripada kita mengelu-elukan Miyabi atau lainnya yang belum tentu ada pengaruhnya. Saya salut dengan gagasan film ini, tokohnya juga masih hidup. Enggak apa-apa, karena dulu juga saya pernah main di film ’Janur Kuning’ yang mengisahkan tokoh Soeharto kala itu," ucap Pong menambahkan.

Eksekutif Maarif Institut, Fajar Riza Ul Haq di sela-sela acara jumpa pers mengatakan, film ini pernah dibuat dan sudah rampung sampai 90 persen. "Karena sutradaranya tidak puas, diubah dan kembali shooting lagi," kata Fajar.

Damien menambahkan, penggarapan waktu itu mereka lakukan langsung ke Sumbar dan di Jawa. Akan tetapi mereka sadar, pembiayaan yang relatif murah akan menghasilkan kualitas yang tidak memadai. "Kami pikir lebih baik tidak menayangkannya jika bisa menurunkan kualitas. Oleh karena itu, kita revisi lagi dari cerita hingga lokasi shooting-nya. Sekarang inilah penyempurnaan itu, tetapi tidak lagi dilakukan di Sumbar melainkan shooting-nya di Puncak dan Cianjur, semuanya di-setting persis sama dengan perkampungan di Sumbar," ucap Damien.

Yang membanggakan, ujar Damien, film ini para pemainnya bebas narkoba. "Jadi sekarang kalau ada pemain yang pernah mencicipi, silakan terbuka agar kita cabut sebelum shooting berlangsung, karena nantinya akan ada petugas menyidik langsung ke lokasi shooting," ujar Damien bersemangat. Semua pemainnya yang hadir tampak senyum-senyum.

"Kita yakin kok enggak ada yang bermasalah, kenapa harus takut. Biar diadain pemeriksaan khususnya saya sendiri tidak takut. Ngapain melakukan perbuatan laknat itu, membunuh karier sendiri. Jadi ada baiknya dilakukan pemeriksaan sewaktu-waktu, ini bagus ya, kita salut dengan sutradaranya," ujar pemeran Syafii Maarif besar, Ben Prihartono.

Damien juga mengatakan, hasil dari film yang akan dibuat trilogi ini, untuk film pertama sebagian akan dibuatkan CD-nya untuk dibagikan kepada 30.000 sekolah Muhammadiyah di seluruh Indonesia secara gratis agar tokoh Muhammadiyah ini diketahui kalangan generasi muda. Tentu film ini tetap akan diedarkan ke bioskop-bioskop di Indonesia. (Ratna DJ/"PR")***
Sumber: Pikiran Rakyat
Tag : Berita, Film
0 Komentar untuk ""Si Anak Kampoeng" Kisah Perjuangan Syafii Maarif"
Back To Top