Televisi dan Gaya Hidup


TANPA terasa, perlahan namun pasti, gaya hidup kita semakin berubah. Sebagai makhluk hidup yang dinamis, perubahan ini sebenarnya hal wajar. Namun manakala perubahan itu tidak bersifat positif, maka pada hakikatnya perubahan itu adalah kemunduran. Perubahan gaya hidup memang dapat bernilai positif atau pun negatif, tergantung pola rujukan yang dianut dan dipakai.

Dulu, sebelum televisi hadir, kita lebih komit pada agama sebagai sumber rujukan dan pedoman utama yang menjadi acuan dalam menjalani hidup dan kehidupan. Termasuk dalam hal gaya hidup. Kehidupan masyarakat ketika itu, adalah aktor-aktor kehidupan yang secara nyata mengimplementasikan nilai-nilai luhur agama. 

Cara bersikap, berucap, juga dalam bertindak hampir semuanya merupakan ‘tafsir’ konkrit dari ajaran agama yang mereka anut. Kini, dalam perilaku keseharian, gaya hidup kita tengah bergeser. Dari mulai cara berpakaian, memilih hobi, dan makanan kesukaan. Bersikap pada orang tua, ulama, guru, dan pada sesama pun mengalami perubahan luar biasa. 

Gaya hidup kita, diakui atau tidak, kian hedonis dan materialis. Gaya hidup normatif yang berlandaskan agama dianggap kuno dan ketinggalan zaman, digantikan gaya hidup sekular yang menjadikan kebendaan dan kenikmatan lahiri sebagai gaya hidup yang modern dan menzaman. 

Perubahan gaya hidup ini banyak didorong oleh media televisi yang piawai mengemas pesan-pesannya secara persuatif, sehingga tanpa sadar kita telah jauh berubah dari gaya hidup yang berbasiskan agama. Pesan-pesan suci agama digeser dan disingkirkan, dijauhkan dari para pemeluknya. Nilai-nilai agama tak lagi banyak menjadi rujukan dan sumber anutan. 

 Bagai agama, “fatwa-fatwa” media televisi, yang dikemas, baik dalam bentuk iklan, sinetron, film, lawakan maupun berita, tak terpungkiri banyak diikuti pemirsa. Tak mengheran bila George Gerbner, pakar komunikasi dan pemeliti di AS memandang, bahwa di kalangan masyarakat industri televisi telah menjadi agama. Ini tentu sebuah tantangan yang butuh dicarikan solusinya. []
0 Komentar untuk "Televisi dan Gaya Hidup"
Back To Top