Oleh Enjang Muhaemin
Ilustrasi: Net |
MENJADI penulis, siapa pun bisa. Syaratnya tidak sulit: memiliki tekad, kemauan, dan kontinyu berlatih. Menulis, menulis, dan menulislah. Bila ini yang dilakukan, insya Allah, mewujudkan mimpi menjadi penulis hebat pun akhirnya akan terwujud juga.
Tak tahu teorinya? Abaikan dulu, yang penting konsisten menulis, menulis, dan menulislah! Ibarat berenang, menulis itu tak cukup sekadar memahami teori. Butuh praktik nyata, kontinyu, dan konsisten. Sehebat apa pun teori menulis yang Anda kuasai, dan sesering apa pun Anda mengikuti pelatihan, tak akan memberi arti apa-apa, bila Anda tak pernah terjun mempraktikkannya.
Teori itu bukan tidak penting, tetapi praktik menulisnya itu sendiri jauh lebih penting. Banyak penulis hebat yang lahir bukan karena diawali dengan penguasaan teori, tapi justru didahului dengan menulis itu sendiri. Menulis, menulis, dan menulislah!
Bagi yang sudah tahu teorinya, praktikkanlah! Bagi yang belum tahu teorinya, juga yang belum mengikuti pelatihan kepenulisan, jangan patah semangat. Menulis, menulis, dan menulislah, teori bisa Anda pelajari dan kuasai belakangan. Sekali lagi, teori itu bukan tidak penting, tapi praktik dan berlatih menulis itu sendiri jauh lebih penting.
Ada sebuah amsal yang dapat dijadikan pegangan. Menulis itu ibarat belajar berenang. Awalnya mungkin tidak jelas menggunakan gaya apa: bisa gaya dada, gaya katak, atau gaya lainnya. Bahkan sangat mungkin menggunakan gaya batu. Begitu terjun ke air, begitu tenggelam. Tapi, lumayanlah, karena Anda sudah mempraktikkannya secara nyata. Belum bisa, jangan putus asa! Berlatih, berlatih, dan berlatihlah niscaya hasilnya akan menjadi nyata.
Ibarat Berenang
Tak ubahnya belajar berenang, belajar menulis juga sama. Tulisan yang Anda buat mungkin jadi tidak konsisten dengan topik. Isinya juga sangat dangkal, kata-katanya tidak terpilih, dan struktur kalimatnya juga kacau. Tapi tak apalah, itu kan tulisan kasar.
Lalu apa? Simpan sehari, dan edit ulang. Lihat kembali kedalaman analisisnya, konsistensi topik, struktur kalimat, ejaan, dan pilihan katanya. Ini yang namanya self editing. Habis ini, cek sekali lagi, dan perbaiki. Niscaya Anda akan menemukan hasil yang lebih baik. Tulisan Anda, tentunya akan jauh lebih baik. Semakin banyak mempraktikkannya, akan semakin meningkat kualitasnya. Tak percaya, lakukanlah!
Sekali lagi, untuk bisa berenang, terjunlah ke air, dan berlatihlah! Pun demikian untuk menjadi penulis, berlatihlah! Menulis, menulis, dan menulislah!
Pendeknya, siapa pun bisa menjadi penulis, selama ia memiliki kemauan kuat, ketekunan, dan mempraktikkannya tiada lelah. Ingatlah, hanya 5% bakat yang membuat orang menjadi penulis hebat. Sisanya, 90% kerja keras, dan 5% keberuntungan. []
--------------------------------------------------------------------------------------------
[Enjang Muhaemin, Staf Pengajar Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Bandung. Materi ini disampaikan sebagai prolog Penulisan Karya Tulis Ilmiah Populer yang diselenggarakan “Dewan Imamah Mahasiswa (DIM) Siyasah” Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Selasa, 23 April 2013]
0 Komentar untuk "Menulis, Ibarat Belajar Berenang"