Memahami dan Menulis Berita [4]

Berita Diduga dan Tidak Diduga
Oleh Enjang Muhaemin



Dalam kerangka memudahkan pemilahan dan pembedaanya, maka berita dapat dibagi ke dalam dua kategori: klasifikasi dan jenis. Klasifikasi berita dapat dimaknai dengan “pengelompokan berita,” dan jenis-jenis berita dapat diartikan sebagai macam-macam berita atau bentuk-bentuk berita.

Bagi seorang wartawan, memahami pengertian berita saja tentulah tidak cukup. Ia juga harus mengerti secara baik tentang klasifikasi dan jenis-jenis berita. Pemahaman yang mumpuni tentang dua hal ini, bukan hanya akan mempermudah wartawan di dalam memilih dan menentukan sumber berita, juga akan bermanfaat di dalam menetapkan gaya dan teknik penulisan berita. Memahami klasifikasi dan jenis-jenis berita, tak ubahnya sebagai kunci pembuka untuk memperlancar kerja wartawan di dalam melakukan peliputan dan penulisan berita.

Berdasarkan sifat kejadian atau sifat terjadinya, berita dapat diklasifikasi menjadi dua kategori: berita diduga dan berita tidak diduga. Berita diduga, adalah kejadian, peristiwa, atau kegiatan yang sudah diketahui sebelumnya. Sebagai contoh, kunjungan presiden, rapat paripurna DPPR, peringatan hari bersejarah, pelantikan pejabat, muktamar, kongres, jumpa pers, atau kegiatan lain yang waktu dan tempatnya sudah ditentukan.

Ketika berhadapan dengan berita yang diduga, wartawan, redaktur, dan kordinator liputan (korlip) sudah harus menyiapkan perencanaan berita yang matang agar berita yang dihasilkan tidak sebatas seremonial, apa adanya, dan tidak ada apa-apanya. Pasalnya, berita yang diduga, bila tanpa perencanaan dan proyeksi yang baik umumnya hanya menghasilkan berita yang tidak berkualitas. Namun sebaliknya, bila sebelumnya direncanakan secara matang dalam rapat proyeksi, maka hasilnya bisa luar biasa.

Dalam konteks penanganan berita diduga, ada dua hal yang harus diperhatikan: mencipatakan berita (making news), dan perekayasaan berita (news engineering). Upaya ini menjadi penting agar berita yang dihasilkan menjadi luar biasa. Prosesnya diawali dari ruang redaksi, diusulkan dan didiskusikan dalam rapat proyeksi, dan dikonsultasikan kepada pemimpin redaksi. Setelah disepakati, dilanjutkan ke jenjang riset dan observasi, lalu direalisasikan dengan peliputan di lapangan. “Semuanya melalui prosedur manajemen peliputan yang baku, jelas, terstruktur, dan terukur,” ujar Haris Sumadiria.

Dengan bekal yang matang, dari mulai topik liputan, angle berita, hingga rumusan pertanyaan yang baik, serta menentukan siapa saja yang akan diwawacarai, maka dengan sendirinya wartawan akan mantap melangkah untuk menghasilkan berita yang tidak biasa, sekalipun digali dari sebuah peristiwa yang biasanya biasa-biasa saja.

Berita tidak diduga, adalah kejadian, peristiwa, atau kegiatan yang sifatnya tiba-tiba, dan tidak terdeteksi sebelumnya. Sebagai contoh, terjadinya kebakaran, banjir, gempa bumi, tsunami, kecelakaan lalu lintas, pembunuhan, penculikan,pembajakan, perampokan, dan ledakan bom. Dalam meng-hunting berita tidak diduga, sense of jurnalism, kepekaan, dan indera keenam sebagai wartawan memang betul-betul diuji.

Ketika terjun ke medan kejadian, yang peristiwanya tidak terduga sama sekali, bagi wartawan yang terlatih memang bukan masalah. Kendati tanpa perencanaan matang, terlebih didiskusikasi dalam rapat redaksi, wartawan terlatih akan tetap piawai mengendus berita yang menarik dan penting diinformasikan kepada khalayak media.

Bahkan bukan mustahil, ia akan mampu mengungkapnya secara mendalam, utuh, dan cerdas. Berita di balik berita akan mampu ia ungkap, dan muncul menjadi berita berkualitas. Wartawan terlatih akan sangat mungkin berhasil mengungkap informasi, data, dan fakta yang tidak terduga dari sebuah peristiwa yang tidak diduga.

Berita tidak diduga, sebenarnya, bisa juga terjadi dari sebuah berita diduga. Misalnya dalam shalat Hari Raya Idul Adha di Istana Negara, yang merupakan berita yang diduga, karena lama sebelumnya diketahui bahwa presiden akan shalat dan menyampaikan amanatnya. Sebagai suatu peristiwa yang penting, wartawan akan meng-cover berita yang termasuk dalam berita yang diduga.

Akan tetapi sebagaimana kita ketahui pada saat itu terjadi berita yang tidak terduga, yakni percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno. Contoh lainnya adalah terbunuhnya Presiden Kennedy atau Anwar Sadat, yang merupakan percampurbauran antara berita diduga dengan berita tidak diduga.[]

Berita Terkait:



0 Komentar untuk "Memahami dan Menulis Berita [4]"
Back To Top