Menulis dengan Teknik “Free Writing”

Oleh Enjang Muhaemin

Ilustrasi: Net
ADA banyak cara untuk memulai menulis. Satu di antaranya menulis dengan bebas, menulis dengan tanpa beban. Teknik ini kita sebut saja 'Free Writing'. Tulis, tulis, dan tulislah semua yang Anda pikirkan dan rasakan. Yang penting masih dalam koridor topik yang dikupas.

Tak tahu teori menulis? Abaikan, gunakan saja kemampuan menulis seadanya. Kalau juga masih merasa tidak memiliki skill menulis sama sekali, juga jangan gundah. Jangan urungkan untuk menulis. Lakukanlah, karena ketika Anda mampu menulis kalimat yang dapat dipahami orang lain, juga sudah cukup. Masalah tulisannya bagus atau tidak, abaikan dululah.

Spirit menulis dengan teknik ‘Free Writing’ intinya membebaskan kita dari tektek- bengek kerumitan teori dan aturan kepenulisan, yang kerap menghambat keluarnya ide brilian ketika melakukan aktivitas menulis. Bebas, dan curahkanlah semua yang ingin dikomunikasikan. Jangan pedulikan bagus tidaknya tulisan. Analisisnya dangkal, ejaannya salah, sudah biarkan saja. Tidak urut, tidak runtut, juga biarkan sajalah.

Pendeknya, sejelek apa pun tulisan Anda itu, jangan hiraukan. Menulis, menulis, dan menulislah sampai tidak ada lagi gagasan yang ingin Anda tulis. Tulis, tulis, dan tulislah sampai tak ada lagi ide yang ingin Anda kemukakan.

Cara menulis seperti itu akan sangat membantu, terutama untuk para penulis pemula. ‘Free Writing’ adalah cara menulis di tahap awal yang tidak terikat ketat pada aturan dan teori kepenulisan yang kerap dianggap njlimet.

‘Free Writing’ menasehati kita untuk mencurahkan apa yang ada di benak dan pikiran kita ke dalam tulisan secara bebas, juga secara leluasa. Tanpa beban, juga menginspirasi untuk tidak takut salah. Teruslah menuliskan semua yang Anda ingin kemukakan kepada pembaca.

Biarkan Mengalir

Teknik menulis ‘Free Writing’ menyodorkan kiat menulis paling praktis. yang tidak membebani dengan beragam itu-ini yang terkadang bikin sulit penulis pemula. Menulis dengan cara yang satu ini, juga membuat ide penulis keluar lancar, dan mengalir begitu saja. Mengapa? Karena tidak ada aturan dan teori yang membebaninya. Tulis saja apa adanya dulu.

Menulis dengan cara ‘Free Writing’ menjadi enak, karena tak perlu repot-repot menentukan kerangka tulisan, kedalaman analisis, pilihan kata, ejaan, atau lainnya. Yang perlu Anda lakukan hanya satu: menuliskan apa yang ingin Anda sampaikan. Itu saja. Abaikan yang lainnya. Jangan risaukan aturan.

Pokoknya, jangan pedulikan apa pun. Tulislah apa yang ingin kita komunikasikan. Tuangkan secara bebas, dan biarkan mengalir. Jangan hambat energi menulis Anda hanya karena misalnya tidak tahu ejaan yang benar, atau pilihan kata yang tepat. Sudah cuekin saja dulu. Lakukan terus sampai semua yang ingin dicurahkan itu habis, dan tuntas.

Terakhir, Suntinglah!
Terus, kalau sudah selesai, apa langsung kita kirim ke media cetak? Jangan dululah! Lihat sepintas, hasilnya pasti jelek deh hehe..! Tapi jangan gundah, santai sajalah. Toh langkah berikutnya adalah menyunting atau memperbaikinya. Karena itu, simpan dulu beberapa waktu. Bisa satu-dua jam, bisa satu-dua hari. Istilahna petieskan dulu.

Langkah itu penting agar ada jeda waktu untuk mendinginkan otak kita, sampai fresh lagi. Kalau sudah ada jeda, baru melakukan editing atau penyuntingan. Caranya? Lihat kembali tulisan tadi, dan baca ulang. Cermati dan perbaiki apa yang harus diperbaiki.

Apa yang harus diperbaiki? Mungkin isinya, karena masih dangkal, pilihan katanya yang kurang menggigit, atau ada ejaan yang tidak benar. Mungkin juga ada yang harus dihilangkan, karena tidak penting misalnya. Intinya, apa yang harus diperbaiki, perbaikilah! Apa yang harus dibuang, buanglah! Jangan sungkan, dan merasa sayang, kalau kita anggap tak penting, tak relevan, ya buang saja.

Nah, kalau Anda merasa naskah tulisan sudah bagus, menarik, dan penting untuk publik, silakan kirimkan atau emailkan ke media cetak. Pasti dimuat? Tunggu saja satu sampai dua minggu. Bila dimuat bersyukurlah, bila tidak, jangan putus asa, menulis lagi, dan menulis lagi. Banyak lha, penulis hebat yang justru lahir karena awalnya selalu ditolak media.

Jadi, maju terus, pantang mundur! Ayo, buktikan bahwa Anda memang penulis yang hebat.
[] Enjang Muhaemin, Staf Pengajar Jurnalistik UIN Bandung

Tulisan Terkait:

0 Komentar untuk "Menulis dengan Teknik “Free Writing”"
Back To Top